KULINER - Ada kuliner yang lagi booming di metropolis. Di instagram, facebook dan beragam media sosial (medsos) lainnya beredar upload foto oleh mereka yang sedang mencicipi bakso beranak, di jalan temon, kelurahan 27 ilir, palembang.
ALFERY IBROHIM/ SUMATRA EKSPRES (Radar Pekalongan - Desember 28, 2016)
Masuk ke Jalan temon, tak jauh dari kantor Walikota Palembang, berdiri sebuah ruko sederhana berwarna hijau. disana ramai pengunjung dan antrean motor yang mengular ke jalan.
Di bagian depan, tertulis banner Bakso Beranak Mas Jun dengan tulisan besar berwarna kuning. Dibawahnya, tulisan Bakso cabe-cabean pun ditulis dengan tinta merah. masuk dalam ruko yang berukuran sekitar 4x6 meter tersebut, dipenuhi tulisan bakso beranak di dinding sisi kiri dan kanan.
Semua meja penuh. Bahkan dekat kasir, banyak sekali antrean pengunjung yang memesan bakso beranak untuk dibungkus. "Yang ini cut, batal, maaf ya, mbak" ujar mas jun (30), owner bakso beranakyang terlihat kewalahan melayani pembeli.
Pria yang mengenakan kaus hijau dengan tas hitam kecil yang diselendangkan dibahunya tersebut terlihat kewalahan mencatat pesanan. Bahkan saking lamanya menunggu, tak sedikit masyarakat yang sudah datang membatalkan pesanannya. Dirinya pun terus-terusan meminta maaf kepada pelanggan yang tak sabar menunggu.
"Iya, ini sejak buka sampai tutup selalu ramai. Alhamdulilah," ujarnya sambil mencatat pesanan. Dilanjutkan pria dengan postur tubuh sedikit berisi tersebut, sebenarnya dirinya sudah lama membuka usaha bakso, tepatnya sekitar 2014 lalu.
Hanya saja, 2014 dirinya memulai membuka usaha bakso yang dinamakan cabe-cabean. Baksonya pun penuh dengan taburan cabe hijau lengkap dengan semua karyawan perempuannya.
Namun saat ini, sekitar empat bulanan yang lalu dirinya pindah ke jalan Temon, dimana semua karyawannya berjenis kelamin laki-laki dan dinamakannya terong-terongan. "Jadi ini perpaduan cabe-cabean dan terong-terongan. jadi saya terinspirasi buat bakso beranak ini," lanjutnya tersenyum.
Percakapan pun sempat berhenti karena banyaknya pembeli yang ingin membayar dan memesan. Dirinya melontarkan kalu saat ini usah yang dilakoninya tersebut terpaksa tak bisa delivery via Gojek, karena banyaknya antrean di toko.
Dirinya pun sangat bersyukur, berawal dari dirinya yang mempromosikan bakso beranak di instagram dan facebook, ada banyak sekali yang datang. " Sudah sekitar dua minggu terakhir ini, banyak sekali yang datang," lanjutnya sumringah.
Tak hanya dari palembang, bahkan masyarakat dari kota lainnya yang datang ke palembang pun selalu menyempatkan diri hadir ke tokonya. "Ada kawan dari mana-mana, seperti jambi dan lainnya," lanjutnya.
Untuk bakso beranak, dirinya pun mematok harga Rp. 45 ribu dengan jumlah anaknya yang dirahasiakan. "Jumlah anaknya rahasia, operasi dulu baru tau," sambungnya lagi. Dirinya berdalih, kata-kata itulah yang menjadi andalan dan selalu di lontarkan kepada pengunjung yang datang.
Bahkan per hari, dirinya menghabiskan sampai 200 kg untuk bakso beranak saja. karena di tokonya tak hanya menjual bakso beranak saja, melainkan juga ada varian bakso lainnya seperti cabe-cabean dan lainnya.
Lanjut Mas Jun, sebenarnya kalo baksonya masih ready, pengunjung yang datang tak usaha menunggu lama. " Tapi karena sejak buka sampai tutup selalu ramai, jadi butuh waktu untuk membuat anak bakso," lanjutnya. Tokonya itupun dibuka mulai pukul 08.30 sampai 22.00 WIB. "Rasanya juga berbeda dengan bakso lain, karena ada pedas-pedasnya gitu," tandasnya.
Di bagian depan, tertulis banner Bakso Beranak Mas Jun dengan tulisan besar berwarna kuning. Dibawahnya, tulisan Bakso cabe-cabean pun ditulis dengan tinta merah. masuk dalam ruko yang berukuran sekitar 4x6 meter tersebut, dipenuhi tulisan bakso beranak di dinding sisi kiri dan kanan.
Semua meja penuh. Bahkan dekat kasir, banyak sekali antrean pengunjung yang memesan bakso beranak untuk dibungkus. "Yang ini cut, batal, maaf ya, mbak" ujar mas jun (30), owner bakso beranakyang terlihat kewalahan melayani pembeli.
Pria yang mengenakan kaus hijau dengan tas hitam kecil yang diselendangkan dibahunya tersebut terlihat kewalahan mencatat pesanan. Bahkan saking lamanya menunggu, tak sedikit masyarakat yang sudah datang membatalkan pesanannya. Dirinya pun terus-terusan meminta maaf kepada pelanggan yang tak sabar menunggu.
"Iya, ini sejak buka sampai tutup selalu ramai. Alhamdulilah," ujarnya sambil mencatat pesanan. Dilanjutkan pria dengan postur tubuh sedikit berisi tersebut, sebenarnya dirinya sudah lama membuka usaha bakso, tepatnya sekitar 2014 lalu.
Hanya saja, 2014 dirinya memulai membuka usaha bakso yang dinamakan cabe-cabean. Baksonya pun penuh dengan taburan cabe hijau lengkap dengan semua karyawan perempuannya.
Namun saat ini, sekitar empat bulanan yang lalu dirinya pindah ke jalan Temon, dimana semua karyawannya berjenis kelamin laki-laki dan dinamakannya terong-terongan. "Jadi ini perpaduan cabe-cabean dan terong-terongan. jadi saya terinspirasi buat bakso beranak ini," lanjutnya tersenyum.
Percakapan pun sempat berhenti karena banyaknya pembeli yang ingin membayar dan memesan. Dirinya melontarkan kalu saat ini usah yang dilakoninya tersebut terpaksa tak bisa delivery via Gojek, karena banyaknya antrean di toko.
Dirinya pun sangat bersyukur, berawal dari dirinya yang mempromosikan bakso beranak di instagram dan facebook, ada banyak sekali yang datang. " Sudah sekitar dua minggu terakhir ini, banyak sekali yang datang," lanjutnya sumringah.
Tak hanya dari palembang, bahkan masyarakat dari kota lainnya yang datang ke palembang pun selalu menyempatkan diri hadir ke tokonya. "Ada kawan dari mana-mana, seperti jambi dan lainnya," lanjutnya.
Untuk bakso beranak, dirinya pun mematok harga Rp. 45 ribu dengan jumlah anaknya yang dirahasiakan. "Jumlah anaknya rahasia, operasi dulu baru tau," sambungnya lagi. Dirinya berdalih, kata-kata itulah yang menjadi andalan dan selalu di lontarkan kepada pengunjung yang datang.
Bahkan per hari, dirinya menghabiskan sampai 200 kg untuk bakso beranak saja. karena di tokonya tak hanya menjual bakso beranak saja, melainkan juga ada varian bakso lainnya seperti cabe-cabean dan lainnya.
Lanjut Mas Jun, sebenarnya kalo baksonya masih ready, pengunjung yang datang tak usaha menunggu lama. " Tapi karena sejak buka sampai tutup selalu ramai, jadi butuh waktu untuk membuat anak bakso," lanjutnya. Tokonya itupun dibuka mulai pukul 08.30 sampai 22.00 WIB. "Rasanya juga berbeda dengan bakso lain, karena ada pedas-pedasnya gitu," tandasnya.